Tren Karyawan Resign: Gen Z dan Millennial Sering Pindah Kerja, Apa Penyebabnya?

Fenomena karyawan resign semakin banyak dibicarakan, terutama di kalangan Generasi Z dan Millennial. Berbagai laporan menunjukkan bahwa kedua generasi ini memiliki kecenderungan untuk lebih sering berpindah pekerjaan dibandingkan generasi sebelumnya. Tren ini memicu diskusi tentang istilah populer “quiet quitting” serta strategi perusahaan untuk mempertahankan talenta muda.


Mengapa Gen Z dan Millennial Sering Resign?

  1. Mencari Work-Life Balance
    Generasi muda lebih menekankan keseimbangan hidup dibanding sekadar gaji besar. Jika perusahaan tidak fleksibel, mereka cenderung mencari peluang lain.
  2. Kesempatan Karier Lebih Cepat
    Alih-alih menunggu lama untuk promosi, banyak dari mereka memilih pindah perusahaan agar mendapat posisi dan tanggung jawab lebih tinggi.
  3. Lingkungan Kerja dan Budaya Perusahaan
    Gen Z dan Millennial sangat memperhatikan budaya kerja, transparansi, dan kepemimpinan. Lingkungan kerja yang toksik menjadi alasan utama resign.
  4. Kebutuhan akan Fleksibilitas
    Jam kerja fleksibel, opsi remote working, dan kebijakan hybrid menjadi faktor penting bagi generasi ini dalam memilih tempat kerja.

Fenomena Quiet Quitting

Selain resign, istilah “quiet quitting” juga populer. Fenomena ini merujuk pada karyawan yang tetap bekerja, tetapi hanya sebatas memenuhi kewajiban minimal tanpa memberikan usaha ekstra.

Quiet quitting biasanya muncul karena:

  • Kurangnya apresiasi dari perusahaan.
  • Beban kerja tidak sebanding dengan kompensasi.
  • Tidak ada peluang pengembangan diri.

Dampak bagi Perusahaan

  • Tingkat Turnover Tinggi: Biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru meningkat.
  • Produktivitas Menurun: Quiet quitting bisa menurunkan motivasi tim.
  • Employer Branding: Reputasi perusahaan bisa terdampak jika dianggap tidak ramah terhadap karyawan muda.

Strategi Retensi Karyawan Gen Z dan Millennial

Bangun Budaya Apresiasi – Berikan penghargaan atas kontribusi karyawan.
Sediakan Jalur Karier yang Jelas – Pastikan ada roadmap perkembangan yang transparan.
Fleksibilitas Kerja – Adopsi model hybrid atau remote jika memungkinkan.
Investasi pada Pelatihan dan Pengembangan – Program peningkatan skill berbasis digital sangat diminati generasi muda.
Libatkan Teknologi – Gunakan AI dan tools digital untuk membuat pengalaman kerja lebih efisien dan menarik.


Kesimpulan

Tren karyawan resign di kalangan Gen Z dan Millennial menunjukkan adanya pergeseran nilai dan ekspektasi di dunia kerja. Quiet quitting dan tingginya angka turnover menegaskan bahwa perusahaan harus beradaptasi dengan pola pikir generasi baru.

Perusahaan yang mampu membangun budaya kerja positif, fleksibel, dan berbasis teknologi akan lebih mampu mempertahankan karyawan muda, sekaligus menjadi employer of choice di era digital.


#TrenKaryawanResign #QuietQuitting #GenZKerja #MillennialKerja #RetensiKaryawan #HRDigital #EmployerBranding #IDSInsight

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *